1. Sampah Plastik
Nama
plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni
plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic
dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan
jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakan kembali. Dampak dari
sampah plastik ialah :
·
Terhadap Lingkungan
-
Merusak pemandangan lingkungan sekitarnya
-
Tercemarnya tanah, air tanah dan mahluk bawah tanah
-
Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang terserap
kedalam tanah
-
Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga
menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak mahluk bawah tanah
yang mampu menyuburkan tanah
-
Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur
panjang, dan ringan. Akan mudah di terbangkan angin hingga ke laut sekalipun
-
Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai – sungai
akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang
menyebabkan banjir.
·
Terhadap Kehidupan
-
Racun – racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam
tanah akan membunuh hewan – hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing
-
PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakanoleh
binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai
makanan
-
Hewan – hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik
-
Hewan – hewan laut seperti lumba – lumba, penyu laut, dan
anjing laut mati karena tidak dapat mencernanya
-
Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam
tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan
lainnya
2. Sampah Kertas
Sampah kertas
merupakan jenis limbah yang paling banyak kita jumpai di sekitar kita terutama
di lingkungan perkantoran, persekolahan atau kampus, dan tempat – tempat
lainnya. Di indonesia, penggunaan kertas nasi sebagai pembungkus makanan masih
sangat umum karena ringan dan juga murah. Sayangnya, kurangnya kesadaran dari
konsumer untuk membuang sisa atau sampah dari makanan yang mereka beli itu
(sampah kertas bungkus nasi) ke tempat seharusnya membuat lingkungan kita di
penuhi oleh sampah – sampah kertas tadi dan membuat sampah kertas baik kertas
buku dan pembungkus nasi tadi menjadi jenis sampah yang paling banyak terlihat
di daerah – daerah di indonesia.
Dampak kertas
terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena
keberadaan sampah kertas. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Kertas terbuat
dari bahan dasar pohon, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kertas maka
ribuan pohon di tebang setiap tahunnya sehingga mengakibatkan rusaknya hutan
yang merupakan paru – paru dunia dan juga mengakibatkan kelangkaan flora dan
fauna,
Kebutuhan manusia
yang berlebih terhadap kertas mengakibatkan bertambahnya produksi sampah kertas
di lingkungan sekitar. Meskipun terbuat dari bahan organik yang bisa terurai,
namun masih sering di temukan tumpukan sampah yang terdiri dari kertas. Hal ini
tentunya menjadi pemandangan yang tidak nyaman dan juga merupakan sumber
penyakit.
3. Limbah Cat
Cat merupakan bahan
bangunan dan semacamnya yang digunakan lebih sering untuk mempercantik suatu
bangunan. Penggunaan cat di era modern sekarang ini menjadi semakin marak
karena kegunaan cat yang sekarang tidak hanya mempercantik, namun juga bisa
memlindungi dan memperpanjang umur bangunan karena adanya fungsi sebagai pelindung
dari sinar matahari dan juga hujan. Namun, masih banyak orang – orang di
sekitar kita yang kurang memahami betapa pentingnya untuk membuang sisa atau
limbah dari cat tadi ke tempat yang seharusnya, sehingga tidak sedikit kita
melihat betapa berserakannya sampah atau sisa dari cat tadi di lingkungan
sekitar kita. Dan, tentu saja dampak dari sisa pembuangan limbah cat tadi
sangat negatif kepada lingkungan dan ekosistem di tempat – tempat yang
tercemari olehnya.
Adapun dampak dari
sisa limbah cat tadi ialah matinya beberapa mahluk hidup di sekitar daerah yang
tercemari olehnya. Seperti tumbuhan, hewan – hewan kecil dan lainnya. Beberapa
atau mungkin semua cat kayu dan bangunan menggunakan merkuri atau air raksa,
atau logam cair dalam komposisinya. Dan bisa dibayangkan sendiri betapa
bahayanya bila zat tersebut di konsumsi oleh mahluk – mahluk tadi.
4. Pohon
Memang agak aneh
rasanya bila terdengar kalimat yang mengatakan kalau pohon sebagai salah satu
pencemar. Tapi kalau kalian melihat lebih teliti lagi, setiap hari kita bisa
melihat orang – orang yang menyapu atau membersihkan daun – daun yang
berjatuhan dari pohon – pohon tadi. Sehingga menurut saya tidak salah jika kita
mengkategorikan pohon sebagai salah satu pencemar. Walaupun fungsi dari pohon
itu sendiri jauh lebih banyak, diantaranya sebagai penghasil oksigen yang kita
ketahui bersama bahwa kita membutuhkan oksigen untuk bernafas, penghias untuk
memperindah pemandangan di sekitar kita dan banyak lagi. Namun tetap tidak bisa
di pungkiri bahwa tetap ada dampaknya seperti yang saya jelaskan di atas. Membicarakan
dampak, seperti yang kami jelaskan tadi bahwa daun – daun yang berjatuhan dari
pohon tadi bisa di kategorikan sebagai pencemar. Karena selain tidak enak
dilihat, juga bisa menjadi penyebab dari beberapa dampak yang bisa di bilang
berbahaya. Sebagai contoh, kita tahu jika daun kering itu cukup mudah terbakar,
sehingga bisa di bayangkan skenario di mana saat ada tumpukan daun kering tadi
tersentuh oleh puntung rokok yang masih menyala atau percikan api dari sumber
apapun, dan kemudian terbakar, lalu menjalar ke bangunan – bangunan sekitar, bahaya
kan. Adapun kemungkinan bahaya lain yaitu jika kita tidak membersihkan sisa –
sisa daun yang berjatuhan di selokan atau sungai sekitar, kemudian di tambah
dengan turunnya hujan berdurasi panjang atau semacamnya. Tentu akan timbul yang
namanya banjir yang pastinya akan mengakibatkan kerugian kepada penduduk
sekitar.
5. Tumpukan Sepatu Bekas
Di lokasi itu kita
juga menemukan adanya tumpukan sepatu bekas yang kelihatannya di biarkan begitu
saja di tempat itu. Alasan mengapa kami mengkategorikannya sebagai pencemar
karena menurut kami setidaknya ada tiga alasan mengapa bisa dikatakan sebagai
pencemar. Pertama, sepatu terbuat dari beberapa bahan yang bisa dibilang mudah
terbakar seperti kain dan lain – lain ditambah beberapa kemungkinan yang bisa
terjadi seperti di poin nomor 4. Alasan kedua yaitu tidak enak dilihat, limbah
mana yang enak dilihat saat itu berserakan di tempat yang bukan seharusnya.
Bahkan saat sudah terletak di tempatnya pun tetap saja tidak enak dilihat, sehingga komentar kamipun saat melihat
tumpukan sepatu tadi sangat tidak enak dilihat. Alasan ketiga yaitu bau, sudah
bukan rahasia lagi kalau yang namanya sepatu atau alas kaki mempunyai bau yang
menyengat. Sehingga mengganggu kenyamanan orang – orang yang berada di
sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar